NAMA
KELOMPOK :
Ø Fera Dewi Puspita 22211814
Ø Esmin Fransiska Hutagaol 22211502
Ø Maria Yasinta Saktianingrum 24211296
Ø Taruli Gultom 28211268
INFLASI
NEGARA YUNANI
A. SEJARAH PERKEMBANGAN YUNANI
Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah
Yunani yang dimulai dari periode Yunani Arkaispada
abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan
dimulainya Abad Pertengahan Awal. Peradaban ini
mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik,
yang mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada periode klasik ini
Yunani dipimpin oleh negara-kota Athena dan
berhasil menghalau serangan Kekaisaran Persia.
Masa keemasan Athena berakhir dengan takluknya Athena kepada Sparta dalam Perang Peloponnesos pada tahun 404 SM.
Seiring penaklukan olehAleksander Agung, kebudayaan Yunani, yang
dikenal sebagai peradaban Hellenistik, berkembang mulai
dari Asia Tengah sampai ujung barat Laut Tengah.
Istilah "Yunani Kuno" diterapkan pada
wilayah yang menggunakan bahasa Yunani pada
Zaman Kuno.
Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani modern,
tapi juga termasuk wilayah lain yang didiami orang-orang Yunani, di
antaranya Siprus dan Kepulauan
Aigea, pesisir Anatolia (saat itu disebut Ionia), Sisilia dan
bagian selatan Italia (dikenal sebagai Yunani Besar),
serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantai Kolkhis, Illyria, Thrakia, Mesir, Kyrenaika, Galia selatan,Semenanjung Iberia timur dan timur
laut, Iberia,
dan Taurika.
Oleh sebagian besar sejarawan,
peradaban ini dianggap merupakan peletak dasar bagi Peradaban
Barat. Budaya Yunani memberi pengaruh kuat bagi Kekaisaran
Romawi, yang selanjutnya meneruskan versinya ke bagian lain Eropa. Peradaban Yunani
Kuno juga sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat,
ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat,
dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di
Eropa dan Amerika.
Tidak ada kesepakatan yang tetap dan universal mengenai
waktu awal dan akhir masa Antikuitas
Klasik. Biasanya dimulai sejak abad ke-8 SM sampai abad ke-6 M, atau
sekitar 1300 tahun. Antikuitas Klasik di Yunani didahului oleh Zaman Kegelapan Yunani (1100 -
750 SM), yang secara arkeologis dicirikan dengan gaya tembikar protogeometris dan geometris,
yang dilanjutkan oleh Periode Oriental, yaitu
pengaruh yang kuat terhadap Yunani dari budaya Suriah-Hittit, Asiria, Punisia dan Mesir.
Secara tradisional, periode
Arkais di Yunani kuno dimulai dari kuatnya pengaruh Oriental
pada abad ke-8 SM, yang merupakan salah satu faktor yang menjadikan Yunani
memiliki huruf alfabet sendiri. Dengan alfabet,
muncullah karya tulis Yunani kuno, yang paling terkenal adalah buatan Homeros danHesiodos.
Setelah periode Arkais, dimulailah periode
Klasik sekitar 500 SM, yang pada gilirannya dilanjutkan
oleh periode Hellenistik setelah kematian Aleksander
Agung pada 323 SM.
Sejarah Yunani pada Antikuitas Klasik
dapat dibagi menjadi beberapa periode berikut:
a. Periode Arkais (750 -
500 SM) adalah ketika para seniman mmebuat patung berdiri
dalam pose yang kaku dan keramat dengan 'senyum arkais'. Periode Arkais
biasanya disebut bekahir dengan penggulingan kekuasaan tiran Athena yang
terakhir pada 510 SM.
b. Periode Klasik (500 -
323 SM) dicirikan dengan gaya yang oleh para pengamat berikutnya disebut
sebagai contoh, atau klasik, misalnya Parthenon.
Dalam politik, periode Klasik didominasi oleh Athenadan Liga Delos pada
abad ke-5 SM, yang digantikan oleh Hegemoni Sparta pada
awal abad ke-4 SM, sebelum kekuasaan beralih pada Thebes dan Liga Boiotia dan
akhirnya pada Liga Korinthos yang dipimpin oleh Makedonia.
c. Periode Hellenistik
(323-146 SM) adalah ketika budaya dan kekuasaan Yunani menyebar sampai keTimur Dekat dan Timur Tengah.
Periode ini dimulai setelah kematian Aleksander Agung dan berakhir dengan
penaklukan Yunani oleh Romawi.
d. Yunani Romawi adalah
periode yang berlangsung sejak Romawi menaklukan Korinthos dalamPertempuran
Korinthos pada 146 SM sampai didirikannya Bizantium oleh
kaisar Konstantinus sebagai ibukota Kekaisaran
Romawi pada 330 SM.
e. Fase akhir
Antikuitas adalah periode Kristenisasi dari
akhir abad ke-4 M sampai abad ke-6 M, biasanya disebut berakhir setelah
ditutupnya Akademi Neoplatonik oleh
kaisar Yustinianus I pada 529 M.
Periode bersejarah di Yunani kuno adalah unik dalam
sejarah dunia karena merupakan periode pertama yang dibuktikan dengan
adanya historiografi yang layak, sedangkan protosejarah dan sejarahkuno
yang lebih awal lebih banyak diketahui melalui bukti situasional, misalnya
annal, atau daftar raja, dan epigrafu pragmatis.
Herodotos dikenal secara luas sebagai "bapak
sejarah", judul karyanya, Historia,
menjadi asal kata untuk history. Karya Herodotos ditulis antara 450
SM sampai 420 SM dan cakupannya mencapai satu abad ke belakang, membahas
tokoh-tokoh bersejarah dari abad ke-6 seperti Darius I dari Persia,Kambises II dan Psamtik III,
serta menyinggung beberapa tokoh dari abad ke-8 semisal Kandaules.
Herodotos dilanjutkan oleh para penulis semacam Thukydides, Xenophon, Demosthenes, Platodan Aristoteles.
Sebagian besar dari para penulis ini adalah orang Athena atau
pro-Athena, sehingga sejarah dan politik kota Athena lebih banyak diketahui
daripada kota-kota lainnya. Cakupan mereka terbatas pada sejarah diplomasi,
militer, dan politik, dan mengabaikan sejarah ekonomi dan sosial.
Periode Arkais dimulai pada abad ke-8 SM, ketika
Yunani mulai bangkit dari Zaman Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan
peradaban Mykenai. Peradaban baca-tulis telah musnah dan aksara
Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani
mengadopsi alfabet Punisia,
memodifikasinya dan menciptakan alfabet
Yunani. Sekitar abad ke-9 SM catatan tertulis mulai muncul. Yunani
saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil yang berdaulat, terbentuk
sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan dataran terpisah
satu sama lain oleh laut atau pengunungan.
Perang Lelantin (710–650
SM) adalah konflik yang berlangsung pada masa ini dan merupakan perang tertua
yang berhasil terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik ini adalah
pertikaian antara Polis (negara kota) Khalkis dan Eretria dalam
memperebutkan tanah Lelantina yang subur diEuboia.
Kedua kota itu menderita kemunduran akibat lamanya perang, meskipun Khalkis menjadi
pemenangnya. Kaum saudagar berkembang pada paruh pertama abad ke-7 SM,
ditunjukkan dengan diperkenalkannya mata uang koin sekitar
680 SM. Hal ini nampaknya menimbulkan ketegangan pada banyak negara kota.
Rezim kaum aristokrat yang secara umum
memerintah polis kini terancam oleh para saudagar kaya, yang pada gilirannya
menginginkan juga kekuasaan politik. Sejak tahun 650 SM, para aristokrat harus
berusaha supaya tidak digulingkan dan digantikan oleh tiran populis. Kata ini berasal
dari kata Yunani non-peyoratif, τύραννος "("tyrannos"),
bermakna 'penguasa tidak sah', meskipun gelar ini berlaku baik untuk pemimpin
yang bagus maupun yang buruk.
Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya
telah memicu perselisihan internal antara kaum kaya dan kaum miskin di banyak
negara kota. Di Sparta, Perang Messenia terjadi
dan akibatnya Messenia ditaklukan
dan penduduknya dijadikan budak. Perang ini dimulai pada paruh kedua abad ke-8
SM, dan merupakan suatu tindakan tanpa pendahulu di Yunani kuno. Praktik ini
memungkinkan terjadinya revolusi sosial.[Penduduk yang diperbudak,
yang kemudian disebut helot, dipaksa untuk bertani dan bekerja untuk rakyat Sparta,
sementara semua lelaki Sparta menjadi prajurit dan masuk ke dalam Pasukan
Sparta. Ini telah menjadikan Sparta sebagai negara yang
termiliterisasi secara permanen. Bahkan orang kaya juga harus hidup dan
berlatih sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin. Penyetaraan ini bertujuan
mengurangi potensi terjadinya konflik sosial antara kaum kaya dan kaum miskin.
Reformasi ini disebut-sebut dilakukan oleh Lykurgos dari Sparta dan
kemungkinan selesai pada 650 SM. Athena menderita krisis tanah dan
pertanian pada akhir abad ke-7 SM dan lagi-lagi mengalami perang saudara. arkhon (hakim
kepala) Drako membuat
beberapa perubahan terhadap kode hukum pada 621 SM, tapi tindakan ini gagal
meredakan konflik. Pada akhirnya reformasi terjadi berkatSolon (594 SM), yang
memperbanyak tanah untuk orang miskin tapi menempatkan kaum aristokrat sebagai
pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat Athena stabil.
Pada abad ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh
menjadi kekuatan dominan Yunani, antara lain Athena, Sparta, Korinthos,
dan Thebes.
Masing-masing menaklukkan wilayah pedesaan dan kota kecil sekitarnya. Sementara
Athena dan Korinthos juga menjadi kekuatan maritim dan perdagangan terkemuka.
Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ke-8 dan ke-7 SM telah mengakibatkan
perpindahan penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunani Besar (Italia selatan
dan Sisilia), Asia Minor dan
wilayah lainnya. Emigrasi ini berakhir pada abad ke-6 yang pada saat itu dunia
Yunani, secara budaya dan bahasa, mencakup kawasan yang jauh lebih luas dari
negara Yunani sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh kota
pembangunnya, meskipun mereka tetap menjalin hubungan keagamaan dan
perdagangan.
Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang
ekonomi terjadi di Yunani dan juga di daerah-daerah koloninya, yang menikmati
kemajuan dalam perdagangan dan manufaktur. Periode ini juga ditandai dengan
meningkatnya standar hidup di Yunani dan koloninya. Beberapa studi
memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani, pada periode 800 SM
sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali lipat, yang mengindikasikan adanya
peningkatan tajam dalam hal pendapatan para penduduknya.
Pada paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam
cengkeraman tirani Peisistratos dan putranya; Hippias dan Hipparkhos.
Akan tetapi pada tahun 510 SM pada pelantikan aristokrat AthenaKeisthenes, raja
Sparta Kleomenes I membantu rakyat Athena
menggulingkan sang tiran. Setelah itu Sparta dan Athena berulang kali saling
serang, pada suatu saat Kleomenes I mengangkat Isagoras yang pro-Sparta menjadi
arkhon Athena. Untuk mencegah Athena menjadi negara boneka Sparta, Kleisthenes
meminta warga Athena untuk melakukan suatu revolusi politik: bahwa semua warga
Athena memiliki hak dan kewajiban politik yang sama tanpa memandang status:
dengan demikian Athena menjadi "demokrasi".
Gagasan ini disambut oleh warga Athena dengan bersemangat sehingga setelah
berhasil menggulingkan Isagoras dan menerapkan reformasi Kleisthenes, Athena
dengan mudah berhasil menangkal tiga kali serangan Sparta yang berusaha
mengembalikan kekuasaan Isagoras. Bangkitnya demokrasi memulihkan kekuatan
Athena dan memicu dimulainya 'masa keemasan' Athena.
. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI
INFLASI
Untuk mengatasinya pemerintah melakukan beberapa
kebijakan yang menyangkut bidang moneter, fiskal dan non moneter. Adapun
penjelasan kebijakan tersebut akan diuraikan di bawah ini :
a. Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang
beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak
sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat
dikurangi menuju kondisi normal. Untuk menjalankan kebijakan ini Bank Indonesia
menjalankan beberapa politik/kebijakan yaitu politik diskonto, politik pasar
terbuka dan menaikan cash ratio.
1. Politik Diskonto ditujukan untuk
menaikan tingkat bunga karena dengan bunga kredit tinggi maka aktivitas ekonomi
yang menggunakan dana pinjaman akan tertahan karena modal pinjaman menjadi
mahal.
2. Politik Pasar Terbuka dilakukan
dengan cara menawarkan surat berharga ke pasar modal. Dengan cara ini
diharapkan masyarakat membeli surat berharga tersebut seperti SBI yang memiliki
tingkat bunga tinggi, dan ini merupakan upaya agar uang yang beredar di masyarakat
mengalami penurunan jumlahnya.
3. Cash Ratio artinya cadangan yang
diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung
kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan
perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas
mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah
uang yang beredar akan berkurang.
b. Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan
dengan finansial pemerintah. Bentuk kebijakan ini antara lain:
1. Pengurangan pengeluaran pemerintah,
sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
2. Menaikkan pajak, akan mengakibatkan
penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli
masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang
bersifat konsumtif tentunya berkurang.
c. Kebijakan Non-Moneter dapat dilakukan dengan cara
menaikan hasil produksi, kebijakan upah dan pengawasan harga dan distribusi
barang.
1. Menaikan hasil produksi, cara ini
cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi
tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah
membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor
produksi bahan bakar, produksi beras.
2. Kebijakan upah, tidak lain merupakan
upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan
karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli
dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara
keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
3. Pengawasan harga dan distribusi
barang dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang
dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran
tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada
pengawasan. Pengawasan yang baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk
menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan
lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Yunani_Kuno