Maria Yasinta S
24211296/4eb25
Sumber artikel:
http://finansial.bisnis.com/read/20150120/9/392860/proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-imf-proyeksi-global-2015-diturunkan-dari-38-ke-35
Kesimpulan:
Secara
menyeluruh perkembangan global di tahun 2015 akan menurun dibandingkan tahun
2014, tercatat global ekonomi diprediksikan meningkat yaitu pertumbuhan 3,8%
pada tahun 2015 dan pertumbuhan 4% di tahun 2016. Penurunan tajam pada harga
minyak belakangan ini mendorong Zona Euro ke periode resesi di tahun 2015,
meskipun European Central Bank (ECB) dengan segala upaya menghindari kondisi
tersebut , namun akan tetap memicu penurunan konsumsi dan investasi, sehingga
timbul resesi pada mata uang secara umum. Beberapa ekspor minyak dari
EMs kemungkinan akan menimbulkan dampak krisis pada neraca keuangan. Penurunan
substansial di minyak kelapa sawit (CPO) menghasilkan obligasi piutang bagi
negara-negara seperti Rusia dan Venezuela. Kondisi ini membawa dampak menular di
seluruh EMs sehingga besar kemungkinan untuk insitutisi internasional
menangani permasalahan yang terjadi. Harga komoditas yang lebih rendah dan
lemahnya ekonomi global dapat akan menyiratkan perlambatan dalam momentum
pertumbuhan yang kuat bagi GCC dan Negara-negara SSA selaku negara pengekspor
minyak; khususnya dengan harga minyak yang jatuh akan melalui pengkajian ulang
implementasi program infrastruktur investasi pada dua wilayah.
Jadi penurunan minyak dunia ini
belum tentu dan pasti akan meningkatkan perekonomian di dunia akan meningkat. pemulihan ekonomi dunia masih berlanjut, namun tak merata. Perbaikan
kondisi ekonomi global terutama ditopang oleh perekonomian negara-negara maju
seiring dengan kebijakan moneter yang akomodatif dan meredanya tekanan fiskal. Sementara itu, pertumbuhan
ekonomi di negara berkembang relatif terbatas sehingga mendorong berlanjutnya
penurunan harga komoditas. Namun
karena Indonesia merupakan negara pengimport minyak, tentunya pasti akan
menguntungkan karena harga minyak dunia yang menurun drastis akan
berpengaruh positif terhadap perekonomian Indonesia, baik dari sisi fiskal,
neraca pembayaran, maupun pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada
triwulan IV-2014 diperkirakan masih melambat. Konsumsi diperkirakan sedikit
melambat didorong masih lambatnya konsumsi pemerintah sejalan dengan program
penghematan dan melambatnya konsumsi rumah tangga sebagai dampak dari kenaikan
inflasi.
Saran:
Masalah harga
minyak dunia ini tentu akan terus menjadi masalah selama negara kita masih
melakukan impor bahan baku, karena harga BBM akan sangat dipengaruhi harga
minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap USD, namun sebaiknya pemerintah
juga perlu mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial yang terjadi bila
kenaikan dan penurunan harga BBM dilakukan dengan jarak waktu yang pendek,
karena stabilitas harga pasar akan terganggu dan berdampak pada inflasi.