Kamis, 23 April 2015

TUGAS 2 AKUNTANSI INTERNASIONAL "OUTLOOK EKONOMI GLOBAL"


Maria Yasinta S
24211296/4eb25


Sumber artikel: 
http://finansial.bisnis.com/read/20150120/9/392860/proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-imf-proyeksi-global-2015-diturunkan-dari-38-ke-35 


Kesimpulan:
            Secara menyeluruh perkembangan global di tahun 2015 akan menurun dibandingkan tahun 2014, tercatat global ekonomi diprediksikan meningkat yaitu pertumbuhan 3,8% pada tahun 2015 dan pertumbuhan 4% di tahun 2016. Penurunan tajam pada harga minyak belakangan ini mendorong Zona Euro ke periode resesi di tahun 2015, meskipun European Central Bank (ECB) dengan segala upaya menghindari kondisi tersebut , namun akan tetap memicu penurunan konsumsi dan investasi, sehingga timbul resesi pada mata uang secara umum. Beberapa ekspor minyak dari EMs kemungkinan akan menimbulkan dampak krisis pada neraca keuangan. Penurunan substansial di minyak kelapa sawit (CPO) menghasilkan obligasi piutang bagi negara-negara seperti Rusia dan Venezuela. Kondisi ini membawa dampak menular di seluruh EMs sehingga besar kemungkinan untuk  insitutisi internasional menangani permasalahan yang terjadi. Harga komoditas yang lebih rendah dan lemahnya ekonomi global dapat akan menyiratkan perlambatan dalam momentum pertumbuhan yang kuat bagi GCC dan Negara-negara SSA selaku negara pengekspor minyak; khususnya dengan harga minyak yang jatuh akan melalui pengkajian ulang implementasi program infrastruktur investasi pada dua wilayah. 
            Jadi penurunan minyak dunia ini belum tentu dan pasti akan meningkatkan perekonomian di dunia akan meningkat. pemulihan ekonomi dunia  masih berlanjut, namun tak merata. Perbaikan kondisi ekonomi global terutama ditopang oleh perekonomian negara-negara maju seiring dengan kebijakan moneter yang akomodatif dan meredanya tekanan fiskal.  Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang relatif terbatas sehingga mendorong berlanjutnya penurunan harga komoditas. Namun karena Indonesia merupakan negara pengimport minyak, tentunya pasti akan menguntungkan karena harga minyak dunia yang menurun drastis akan berpengaruh positif terhadap perekonomian Indonesia, baik dari sisi fiskal, neraca pembayaran, maupun pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2014 diperkirakan masih melambat. Konsumsi diperkirakan sedikit melambat didorong masih lambatnya konsumsi pemerintah sejalan dengan program penghematan dan melambatnya konsumsi rumah tangga sebagai dampak dari kenaikan inflasi. 

Saran:
Masalah harga minyak dunia ini tentu akan terus menjadi masalah selama negara kita masih melakukan impor bahan baku, karena harga BBM akan sangat dipengaruhi harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap USD, namun sebaiknya pemerintah juga perlu mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial yang terjadi bila kenaikan dan penurunan harga BBM dilakukan dengan jarak waktu yang pendek, karena stabilitas harga pasar akan terganggu dan berdampak pada inflasi.