Sabtu, 28 April 2012

TULISAN PEREKONOMIAN INDONESIA


KENAIKAN BBM MEMICU KEMISKINAN
Kenaikan BBM dipastikan berdampak terhadap perubahan tingkat kesejahteraan masyarakat miskin. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali marak terdengar sejak akhir tahun lalu. Alasan pemerintah untuk melakukan opsi ini karena terdesak anggaran subsidi yang membengkak. Ditambah lagi dengan faktor eksternal di mana harga minyak dunia yang kian menanjak dalam beberapa bulan belakangan. Oleh karena itu, pemerintah memilih untuk menaikkan BBM karena beban yang harus ditanggung pemerintah semakin besar.
Beberapa pengamat ekonomi di indonesia tidak mendukung untuk menaikan harga BBM karena subsidi akan memberi beban inflasi untuk jangka pendek. Namun, beberapa pakar lainnya menganggap bahwa secara jangka panjang, kenaikan harga BBM itu justru berdampak positif bagi Indonesia.
Berbagai macam alasan sedang menjanjikan oleh pemerintah salah satu adalah Alokasi anggaran subsidi BBM bisa dimanfaatkan untuk mendanai pembangunan infrastruktur.  Bila harga BBM terlalu murah maka masyarakat mengonsumsi terlalu banyak bensin. Artinya Indonesia harus mengimpor lebih banyak minyak padahal lebih baik memperbesar belanja modal untuk jangka panjang.
Rencana harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan melonjak pada akhir bulan maret 2012, menjadi isu yang sangat sensitif bagi kaum pemerhati kehidupan ekonomi kelas menengah bawah di Indonesia. Banyak aktivis dan mahasiswa sedang aksi unjuk rasa di berbagai daerah yang ada di pelosok Negara Kesatuan Republik Indonesia. rencana pemerintah menaikkan harga BBM tentu berimbas pada naiknya harga barang kebutuhan pokok sehingga membuat masyarakat berpenghasilan rendah semakin kesulitan perekonomiannya. Artinya, masyarakat miskin akan semakin tertekan hidupnya dan kelompok masyarakat yang tergolong ekonomi 'abu-abu' atau sedikit di atas garis kemiskinan juga akan sangat potensial kembali terpuruk.

TULISAN PEREKONOMIAN INDONESIA


MASIH BANYAK RUMAH KUMUH DI INDONESIA
Bukan perkara mudah mengurangi kawasan dan pemukiman kumuh. Apalagi, dari tahun ke tahun, lingkungan kumuh di perkotaan cenderung meluas. Luas kawasan dan pemukiman kumuh mencapai 54 ribu hektare. Hingga pada 2009, angka itu bertambah menjadi 59 ribu hektare. banyak kendala lainnya untuk menahan laju perluasan pemukiman dan kawasan kumuh. Selain persoalan meningkatnya jumlah penduduk, masalah lainnya adalah semakin mahal dan langkanya pengembangan kawasan perumahan dan pemukiman yang layak.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah bantaran Kali Ciliwung. Dari dari tahun ke tahun, kawasan ini semakin kumuh dan sulit untuk ditata, dalam segi ekonomi dan jelas sekali rumah yang dia tempati dapat dikatakan sebagai aset dan menjadi bagian dari harta benda yang dimiliki. Lalu masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi dan kurang beruntung dalam menempati pemukiman yang layak sangat sulit untuk dikatakan tidak memiliki harta benda, karena tidak semua masyarakat yang susah secara ekonomi tidak memiliki harta, hal itu disebabkan setiap orang memiliki pandangan, pendapat serta ukuran yang berbeda terkait harta. Nilai suatu harta berbeda-beda, maka masyarakat kecil sekalipun memiliki harta yang walaupun bagi orang lain tidak berharga, namun bagi mereka berharga adanya. Harta benda menjadi tolak ukur dari tingkat ekonomi suatu masyarakat dan menjadi indikasi yang menandakan bentuk hunian dan pemukiman masyarakat. Meskipun terdapat penduduk di kota yang bermukim di lingkungan yang dikatakan kumuh namun pengetahuan serta pandangan mereka akan harta benda justru ada dan melekat dalam kehidupan mereka, bahkan menjadi sebuah nilai budaya. Nilai budaya yang terbentuk yang didasari oleh pengetahuan akan harta benda sesuai pandangan masing-masing penduduk yang bermukim. Tidak selamanya kawasan seperti pinggiran sungai dihuni oleh rumah-rumah kumuh malah sebaliknya terdapat bangunan-bangunan megah yang malah berdiri kokoh persis di pinggiran sungai. Untuk itu pemukiman di pinggiran sungai yang tadinya banyak dihuni oleh masyarakat kelas bawah atau masyarakat yang kurang sanggup untuk tinggal di tempat yang lebih baik dan membeli lahan yang berizin, lambat laun justru diisi oleh masyarakat yang bahkan mampu mendirikan rumah yang cukup bagus, seperti bangunannya yang permanen seakan-akan kontras dengan lingkungan dan keadaan sekitarnya yang masih bertetangga dengan rumah-rumah yang sangat sederhana, masih ada yang semi permanen dan non permanen, misalkan saja rumah-rumah seperti pada umumnya. Untuk kota yang sudah padat bangunannya, semakin berkembangnya penduduk yang tinggal di wilayah tersebut dengan segala aspek kehidupannya, yang berlangsung terus menerus akan mengakibatkan kota tidak lagi dapat menampung kegiatan penduduk. Oleh karena wilayah kota secara administratif terbatas, maka harus mengalihkan perhatiannya ke daerah pinggiran.    

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA MINGGU KE 8


Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

         
PENDAPATAN (income)
Jenis-jenis pendapatan
Labor income, meliputi upah (wages) dan gaji (salaries), benefit serta berbagai jenis labor income lainnya
Property Income, meliputi sewa (rent), bunga tabungan (interest paid on saving account), laba perusahaan (corporate profit), dan proprietors income atau disebut juga sebagai laba perusahaan perseorangan.
Berbagai jenis pendapatan di atas menggambarkan distribusi (distribution) atau pembagian (division) pendapatan faktor produksi.
Recall:
Penjumlahan seluruh pendapatan faktor produksi tersebut (a + b) menghasilkan National Income (NI).
DISTRIBUSI PENDAPATAN
= pembagian pendapatan
      Menggambarkan bagian dari pendapatan yang diterima oleh para pemilik faktor produksi.
      Menggambarkan variabilitas atau dispersi (penyebaran) pendapatan.
PENGERTIAN KEMISKINAN

Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa laluumumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masakinimereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami olehnegara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris danAmerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an padaera kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropah. Pada masa itu kaum miskin diInggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yangmendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnyatinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi,kriminalitas, pengangguran.



Menurut, Oscar Lewis (1983)
            orang-orang miskin adalah kelompok yang mempunyai budaya kemiskinan sendiri yang mencakup karakteristik psikologis sosial, dan ekonomi.

Menurut, Philips dan Legates (1981)
 mengemukakan beberapa pandangan tentang kemiskinan, yaitu pertama, kemiskinan dilihat sebagai akibat dari kegagalan personal dan sikap tertentu khususnya ciri-ciri sosial psikologis individu dari si miskin yang cendrung menghambat untuk melakukan perbaikan nasibnya. Akibatnya, si miskin tidak melakukan rencana ke depan, menabung dan mengejar tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Kedua, kemiskinan dipandang sebagai akibat dari sub budaya tertentu yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Menurut, Flanagan (1994)
ada dua pandangan yang berbeda tentang kemiskinan, yaitu culturalist dan structuralist. Kulturalis cendrung menyalahkan kaum miskin, meskipun kesempatan ada mereka gagal memanfaatkannya, karena terjebak dalam budaya kemiskinan. Strukturalis beranggapan bahwa sumber kemiskinan tidak terdapat pada diri orang miskin, tetapi adalah sebagai akibat dari perubahan priodik dalam bidang sosial dan ekonomi seperti kehilangan pekerjaan, rendahnya tingkat upah, diskriminasi dan sebagainya.


Tujuan dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk menciptakan kemakmuran bersama merupakan tujuan pembangunan yang ingin dicapai. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tanpa disertai pemerataan pembangunan hanyalah menciptakan perekonomian yang lemah dan eksploitasi sumber daya manusia yang tinggi untuk menciptakan kemakmuran bersama. Dari segi pendidikan, Indonesia masih mengalami masalah ketidakmerataan pendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan akan mengakibatkan rendahnya produktivitas dan berakibat pula pada rendahnya tingkat pendapatan. Kesenjangan tingkat pendidikan mengakibatkan adanya kesenjangan tingkat pendapatan yang semakin besar. Pemerataan hasil pembangunan perlu diupayakan supaya pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Pemerataan pendidikan dan pemerataan fasilitas kesehatan merupakan salah satu upaya penting yang diharapkan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dengan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Dan banyak hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangynan Indonesia, sebagai contoh dengan mengefisiensikan penerimaan pajak, meningkatkan perdagangan dengan luar negeri, meningkatkan investasi langsung dan lain sebagainya.

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA MINGGU KE 7


Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan


Struktur produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa   pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat dilihat menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional. Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi nasional terdiri dari sebelas lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor, yakni sektor primer, sekunder, dan tersier.
            
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Rumusnya adalah PDB = C + G + I + ( X - M )
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun.
Rumus hitung PNB yaitu Produk Nasional Bruto = PDB + hasil faktor produksi milik domestik yang ada di luar negeri - hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam negeri.
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement).
Sering disebut pula Net National Product atas dasar harga pasar yaitu GNP dikurangi depresiasi/penyusutan atas barang modal dalam proses produksi selama satu tahun.

Persamaan matematiknya:
NNP = GNP - Depresiasi
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah dan depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar maka:
NNP       =  2.007.191,1  − 104.337,9
   =  1.902.853,2 milliar
Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll

Rumus PN  adalah Pendapatan Nasional = Pendapatan Nasional Neto - Pajak Tidak Langsung + Subsidi.
Neto - Laba Ditahan - Pembayaran Asuransi Sosial - Penerimaan Bukan Balas Jasa - Pendapatan Bunga Dari Konsumen dan Pemerintah.

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Rumus pendapatan perorangan yang dapat dibelanjakan adalah Pendapatan personal yang dapat dibelanjakan = pendapatan personal - pajak pendapatan personal.
Pendapatan per kapita adalah jumlah (nilai) barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu.

Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk membandingkan kesejahteraan atau standar hidup suatu negara dari tahun ke tahun. Dengan melakukan perbandingan seperti itu, kita dapat mengamati apakah kesejahteraan masyarakat pada suatu negara secara rata-rata telah meningkat. Pendapatan per kapita yang meningkat merupakan salah satu tanda bahwa rata-rata kesejahteraan penduduk telah meningkat. Pendapatan per kapita menunjukkan pula apakah pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah telah berhasil, berapa besar keberhasilan tersebut, dan akibat
apa yang timbul oleh peningkatan tersebut.